Teka teki ini tidak mengandung trik, hanya murni logika.
Semoga Anda beruntung, dan jangan cepat menyerah!
Ada 5 buah rumah yang masing² memiliki warna
berbeda. Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan
kebangsaan yang ber-beda². Setiap penghuni
menyukai satu jenis minuman tertentu,
merokok satu merk rokok tertentu dan
memelihara satu jenis hewan tertentu. …
Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut
yang minum minuman yang sama,
merokok merk rokok yang sama dan memelihara
hewan yang sama seperti penghuni yang lain.
Pertanyaannya: Siapakah yang memelihara IKAN?
Petunjuk:
*Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah.
*Orang Swedia memelihara anjing.
*Orang Denmark senang minum teh.
*Rumah berwarna hijau terletak tepat di sebelah kiri rumah berwarna
putih.
*Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.
*Orang yang merokok PallMall memelihara burung.
*Penghuni rumah yang terletak di-tengah² senang minum susu.
*Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.
*Orang Norwegia tinggal di rumah paling pertama.
*Orang yang merokok Marlboro tinggal di sebelah orang yang memelihara
kucing.
*Orang yang memelihara kuda tinggal di sebelah orang yang merokok
Dunhill.
*Orang yang merokok Winfield senang minum bir.
*Di sebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia.
*Orang Jerman merokok Rothmans.
*Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.
Albert Einstein menyusun teka teki ini pada abad yang lalu.
Dia menyatakan, 98% penduduk didunia tidak mampu
memecahkan teka teki ini.
Apakah anda termasuk yang 2%
sumber : http://www.kmtf.ft.ugm.ac.id/2004/12/serba-serbi/asah-otak/
Minggu, 27 April 2008
Kamis, 17 April 2008
TIPS menjelang ujian....
FAKTOR X
Banyak faktor yang mendukung keberhasilan seseorang di ujian. Bisa jadi, karena memang pintar, jago menghafal, jago menganalisa soal, etc.
Menurut saya(ciee.....), yang namanya menghadapi ujian (apapun jenisnya, mau UAN kek, UAS, Ulangan....) selalu ada yang namanya faktor x. Faktor x ini merupakan hal yang di luar batas kita sebagai manusia (bahasa-ku makin keren aja ya...?). Nah, faktor x ini, ada dua hal yang saling berlawanan. Kita sebut saja x- positif dan x- negatif. X-positif dinamakan orang sebagai keberuntungan, dan lawannya, x-negatif dinamakan orang ketidakberuntungan (tapi saya lebih suka menyebutnya ‘belum jalannya’ or ‘bukan rejekinya’).
Faktor X di UAN bisa berupa; lupa nulis nama (ini mah...kelewatan!) or bulatannya kurang hitam, ato ada kesalahan data, or salah melingkari jawaban (maunya melingkari C, misalkan, but saking senangnya or saking gugupnya, malah melingkari D). Ini disebut juga ‘human error’ ato karena kesalahan manusianya sendiri.
Siapa pun, orang yang paling pintar sekalipun, tidak bisa menghindar dari faktor X ini. Tapi kita bisa mengantisipasinya. Salah satu caranya ; bersikap tenang dan teliti. But, kita manusia hanya berusaha, tetap YANG PUNYA KUASA lah yang menentukan, kita lulus apa tidak.
So, mulailah banyak-banyak berdoa, meminimalisasi kesalahan or dosa (yang mungkin aja jadi penghalang keberuntungan kita di ujian), dan yang paling penting, minta maaf dan doa sama orang tuanya masing-masing. Ridha orang tua, kan Ridha Allah SWT juga.
Siapa aja yang lagi menanti detik-detik menjelang ujian, GOOD LUCK!!!
16 April 08
Banyak faktor yang mendukung keberhasilan seseorang di ujian. Bisa jadi, karena memang pintar, jago menghafal, jago menganalisa soal, etc.
Menurut saya(ciee.....), yang namanya menghadapi ujian (apapun jenisnya, mau UAN kek, UAS, Ulangan....) selalu ada yang namanya faktor x. Faktor x ini merupakan hal yang di luar batas kita sebagai manusia (bahasa-ku makin keren aja ya...?). Nah, faktor x ini, ada dua hal yang saling berlawanan. Kita sebut saja x- positif dan x- negatif. X-positif dinamakan orang sebagai keberuntungan, dan lawannya, x-negatif dinamakan orang ketidakberuntungan (tapi saya lebih suka menyebutnya ‘belum jalannya’ or ‘bukan rejekinya’).
Faktor X di UAN bisa berupa; lupa nulis nama (ini mah...kelewatan!) or bulatannya kurang hitam, ato ada kesalahan data, or salah melingkari jawaban (maunya melingkari C, misalkan, but saking senangnya or saking gugupnya, malah melingkari D). Ini disebut juga ‘human error’ ato karena kesalahan manusianya sendiri.
Siapa pun, orang yang paling pintar sekalipun, tidak bisa menghindar dari faktor X ini. Tapi kita bisa mengantisipasinya. Salah satu caranya ; bersikap tenang dan teliti. But, kita manusia hanya berusaha, tetap YANG PUNYA KUASA lah yang menentukan, kita lulus apa tidak.
So, mulailah banyak-banyak berdoa, meminimalisasi kesalahan or dosa (yang mungkin aja jadi penghalang keberuntungan kita di ujian), dan yang paling penting, minta maaf dan doa sama orang tuanya masing-masing. Ridha orang tua, kan Ridha Allah SWT juga.
Siapa aja yang lagi menanti detik-detik menjelang ujian, GOOD LUCK!!!
16 April 08
Minggu, 06 April 2008
KUNCI JAWABAN
waktu les kemaren, ada beberapa (bukan beberapa sih tapi buanyaak!) soal yang belum terjawab. nih dia diantaranya....
baru segini yang lain masih dalam proses
soal tahun 2000
1.B
2.C
3.A
4.C
5.E
6.B
7.B
8.A
9.D
10.D
11.A
12.D
13.E
14.
15.C
16.D
17.E
18.
19.C
20.B
21.E
22.
23.B
24.A
25.D
26.
27.D
28.
29.E
30.
31.A
32.A
33.A
34.D
41.B
42.C
43.E
soal tahun 2003.
1.B
2.C
3.C
5.D
7.D
8.D
10.B
11.D
12.C
14.C
15.A
20.D
24.A
26.B
39.A
soal tahun 2006
1.A
2.C
3.E
4.C
5.B
6.a
7.E
9.B
10.C
11.A
12.C
13.C
14.D
15.C
16.D
17.E
22.E
23.A
25.D
soal tahun 2005
1.B
2.C
3.B
4.C
5.C
6.D
7.B
8.B
9.A
10.D
13.E
14.E
15. 6 kali
16.B
22.C
23.E
24.A
meski sudah ada jawabannya but saya harap kalian mengerjakan soal-soalnya juga n berpikir kritis.
siapa tau' saya yang salah...oce...?!
baru segini yang lain masih dalam proses
soal tahun 2000
1.B
2.C
3.A
4.C
5.E
6.B
7.B
8.A
9.D
10.D
11.A
12.D
13.E
14.
15.C
16.D
17.E
18.
19.C
20.B
21.E
22.
23.B
24.A
25.D
26.
27.D
28.
29.E
30.
31.A
32.A
33.A
34.D
41.B
42.C
43.E
soal tahun 2003.
1.B
2.C
3.C
5.D
7.D
8.D
10.B
11.D
12.C
14.C
15.A
20.D
24.A
26.B
39.A
soal tahun 2006
1.A
2.C
3.E
4.C
5.B
6.a
7.E
9.B
10.C
11.A
12.C
13.C
14.D
15.C
16.D
17.E
22.E
23.A
25.D
soal tahun 2005
1.B
2.C
3.B
4.C
5.C
6.D
7.B
8.B
9.A
10.D
13.E
14.E
15. 6 kali
16.B
22.C
23.E
24.A
meski sudah ada jawabannya but saya harap kalian mengerjakan soal-soalnya juga n berpikir kritis.
siapa tau' saya yang salah...oce...?!
REMEDIAL
beberapa hari yang lalu sudah di adakan pengulangan (remedial) bagi yang poinnya tidak
mencukupi. so, yang merasa tidak ikut ujian n mo memperbaiki nilainya. cari soal yang pernah saya bagi waktu les trus pilih 5 soal yang belum pernah di bahas. kerjakan! untuk mempermudah kamu, kerjakan yang sudah ada kunci jawabannya (ada di blog ini )
OK?!
mencukupi. so, yang merasa tidak ikut ujian n mo memperbaiki nilainya. cari soal yang pernah saya bagi waktu les trus pilih 5 soal yang belum pernah di bahas. kerjakan! untuk mempermudah kamu, kerjakan yang sudah ada kunci jawabannya (ada di blog ini )
OK?!
Rabu, 02 April 2008
PACCARITA'
Untuk apa belajar Fisika?
Dogma mengenai fisika sudah terbentuk sejak lamaaaaaaaaaaaa....(entah sejak kapan), bahwa fisika adalah pelajaran yang sussssssssssssssssssssssah.........bbbbbbangetttttttt!! Dogma itu juga yang mempengaruhi saya saat di sekolah dulu. Tapi saya termasuk orang yang beruntung dalam hal ini. Kenapa? Dari saya SMP (mulai mengenal fisika) sampai SMU, guru-guru fisika yang pernah menghadapi saya keren-keren. Saya ingat guru Fisika saya di SMP dulu namanya Ibu Darnah Damis. Orangnya aktif banget dan baik. Saat belajar, kami banyak prakteknya di luar kelas. Atau saat saya SMU, Pak Arman guru Fisika saya di kelas 3, orangnya cerdas (saat SMU dulu saya belum tahu yang cerdas itu bagaimana, tapi kami semua mengakui kepintaran pak Arman), hingga sekarang saya menganggap pak Arman salah satu orang cerdas yang saya temui dalam hidup saya (boleh kan......). Dengar-dengar sekarang beliau jadi satu-satunya guru yang lulus sertifikasi pertama di kabupaten tempatnya mengajar...(nah...keliatan kan...?emang pintar koq!).
Di kelas 1, namanya pak Abduh Kaco. Kalau beliau yang masuk, semua tegang. Padahal beliau tidak pernah marah. Tapi..., selalu nunjuk-nunjuk buat ngerjain soal yang naudzubillah susahnya.... yang paling berkesan dari beliau adalah cara pengucapan nol, resultan, skalar (beliau agak cadel, padahal tahu sendiri, di fisika paling banyak kata-kata semacam itu). Jadi sampe sekarang, kalo ingat beliau, ingat kata-kata itu juga hehe.... dan dia satu-satunya guru, saat itu, yang membolehkan buka buku di ujian, but soal-soalnya (apalagi jawabannya!) tidak pernah ada di buku. Saya dan kawan-kawan pernah bawa buku setumpuk, di kumpulin dari berbagai penerbit dan tahun terbitnya, tapi tetep aja soal dari beliau lain dan tidak ada di buku manapun. Heran, ambil soal dari mana sih.....!?
Nah, di kelas 2, yang paling berkesan, ibu Asni. Orangnya energik banget. Kecil-kecil, tapi kalo udah ngajar, suaranya kedengaran sampe di kantin hehe... (maaf bu...). Yang paling saya ingat, saat beliau mengajar letak bintang, azimuth, n semacamnya (ini materi favorit saya dulu...). saya ingat beliau kalo ke kelas membawa bermacam2 alat mengajarnya, mulai dari mistar panjang dari kayu (yang berfungsi ganda untuk mukulin teman-teman cowok yang bandel), Jangka, dan mistar busur, saya sudah duduk menunggu, mendahului teman-teman saya yang lain (kalo saya tidak salah ingat sih..hehe....tapi materi dari bu Asni memang materi favorit saya koq...)
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-beliau (pokoke beliau-beliau keren deh...!), saya akui sangat sulit menghilangkan dogma pelajaran fisika yang sudah terbentuk. Sebelum kenal fisika, saya sudah tahu kalo ‘dia’ mengerikan. Berdasarkan dogma tersebut, koq saya malah maju terus dan mengambil jurusan IPA? Pertimbangan saya waktu itu (atas desakan kakak saya), masuk jurusan ini mempermudah saya untuk lanjut ke PTN nantinya.Lagian, saya tidak mungkin masuk IPS. Saya tidak sanggup menghapal yang panjang-panjang, semacam UU, GBHN, dan teman-temannya, dan saya pun tidak suka akuntansi. Masuk jurusan bahasa lebih-lebih tidak mungkin, ini ditentang habis-habisan sama semua anggota keluarga, untuk alasan yang belum bisa saya mengerti sampe sekarang. Jadilah saya jatuh di lembah jurusan IPA (hehe..) dan saya memperparah keadaan dengan mengambil jurusan Fisika di UNHAS.
Ironisnya, saya seorang pengajar Fisika. Berarti, saya harus menanamkan ke siswa saya kalau fisika sama sekali tidak sulit. Ini sangat dilematis. Di satu sisi, saya masih harus melawan dan belajar banyak dari si fisika ini. Tapi di sisi lain, saya setidaknya harus bisa menunjukkan ke siswa saya, kalau fisika bukanlah suatu masalah bagi saya atau bagi siapapun.
Sekian tahun bergaul dengan fisika, apa membuat saya sanggup menghilangkan dogma tersebut? Tenyata tidak. Sedikit berubah pandangan, iya. Setidaknya, sekarang saya bisa mengerjakan soal-soal yang dulu tidak bisa saya kerjakan saat di SMU hehe....sampai saya membaca buku (punyanya temen) judulnya Filsafat dunia matematika, keningnya jangan mengkerut dulu karena judulnya.... Buku ini tidak berisi hal-hal yang berat koq, hanya berisi cara pandang sederhana atau bagaimana memandang ilmu eksak secara sederhana. Dari beberapa kutipan di buku tersebut, saya tahu bagaimana Allah SWT telah menciptakan alam ini dengan ukuran dan perhitungan yang sangat akurat. Bahwa untuk memahamiNYA, dimulai dengan memahami alam ciptaanNYA. Dan untuk memahami alam ini, tidak bisa tidak, kita harus menerima fisika dan teori-teorinya yang memang mengenai hukum-hukum alam. Mengapa kita jadi ingin or harus memahamiNYA (pertanyaan wajar, kan?). Tujuan kita ke dunia ini kan untuk jadi khalifahNYA, wakilNYA di dunia. Nah, untuk itu kita mesti tau’, yang kita wakili itu seperti apa....so kita bisa meproyeksikan sifat-sifatNYA di hidup kita, tentu saja dengan segala keterbatasan kita sebagai manusia (membela diri hehe...)
Sesederhana itu alasannya? Tidak juga. Ada kutipan menarik di buku tersebut yang menyatakan : “ The most important thing to keep in mind about taking a physics course is : You are showing that you have the ability to think!” (Hal terpenting yang harus diingat saat belajar Fisika adalah : anda harus menunjukkan bahwa anda sanggup menggunakan pikiran anda sendiri!) Bahwa fisika tidak terbatas pada kemampuan mengerjakan soal-soal di buku atau di ulangan, tapi bagaimana menghadapi persoalan-persoalan hidup. Mengenai kesanggupan kita menggunakan daya pikir, untuk menyelesaikan masalah kita, IYA NGGAK SIH..?!
Maros, maret 08
Dogma mengenai fisika sudah terbentuk sejak lamaaaaaaaaaaaa....(entah sejak kapan), bahwa fisika adalah pelajaran yang sussssssssssssssssssssssah.........bbbbbbangetttttttt!! Dogma itu juga yang mempengaruhi saya saat di sekolah dulu. Tapi saya termasuk orang yang beruntung dalam hal ini. Kenapa? Dari saya SMP (mulai mengenal fisika) sampai SMU, guru-guru fisika yang pernah menghadapi saya keren-keren. Saya ingat guru Fisika saya di SMP dulu namanya Ibu Darnah Damis. Orangnya aktif banget dan baik. Saat belajar, kami banyak prakteknya di luar kelas. Atau saat saya SMU, Pak Arman guru Fisika saya di kelas 3, orangnya cerdas (saat SMU dulu saya belum tahu yang cerdas itu bagaimana, tapi kami semua mengakui kepintaran pak Arman), hingga sekarang saya menganggap pak Arman salah satu orang cerdas yang saya temui dalam hidup saya (boleh kan......). Dengar-dengar sekarang beliau jadi satu-satunya guru yang lulus sertifikasi pertama di kabupaten tempatnya mengajar...(nah...keliatan kan...?emang pintar koq!).
Di kelas 1, namanya pak Abduh Kaco. Kalau beliau yang masuk, semua tegang. Padahal beliau tidak pernah marah. Tapi..., selalu nunjuk-nunjuk buat ngerjain soal yang naudzubillah susahnya.... yang paling berkesan dari beliau adalah cara pengucapan nol, resultan, skalar (beliau agak cadel, padahal tahu sendiri, di fisika paling banyak kata-kata semacam itu). Jadi sampe sekarang, kalo ingat beliau, ingat kata-kata itu juga hehe.... dan dia satu-satunya guru, saat itu, yang membolehkan buka buku di ujian, but soal-soalnya (apalagi jawabannya!) tidak pernah ada di buku. Saya dan kawan-kawan pernah bawa buku setumpuk, di kumpulin dari berbagai penerbit dan tahun terbitnya, tapi tetep aja soal dari beliau lain dan tidak ada di buku manapun. Heran, ambil soal dari mana sih.....!?
Nah, di kelas 2, yang paling berkesan, ibu Asni. Orangnya energik banget. Kecil-kecil, tapi kalo udah ngajar, suaranya kedengaran sampe di kantin hehe... (maaf bu...). Yang paling saya ingat, saat beliau mengajar letak bintang, azimuth, n semacamnya (ini materi favorit saya dulu...). saya ingat beliau kalo ke kelas membawa bermacam2 alat mengajarnya, mulai dari mistar panjang dari kayu (yang berfungsi ganda untuk mukulin teman-teman cowok yang bandel), Jangka, dan mistar busur, saya sudah duduk menunggu, mendahului teman-teman saya yang lain (kalo saya tidak salah ingat sih..hehe....tapi materi dari bu Asni memang materi favorit saya koq...)
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-beliau (pokoke beliau-beliau keren deh...!), saya akui sangat sulit menghilangkan dogma pelajaran fisika yang sudah terbentuk. Sebelum kenal fisika, saya sudah tahu kalo ‘dia’ mengerikan. Berdasarkan dogma tersebut, koq saya malah maju terus dan mengambil jurusan IPA? Pertimbangan saya waktu itu (atas desakan kakak saya), masuk jurusan ini mempermudah saya untuk lanjut ke PTN nantinya.Lagian, saya tidak mungkin masuk IPS. Saya tidak sanggup menghapal yang panjang-panjang, semacam UU, GBHN, dan teman-temannya, dan saya pun tidak suka akuntansi. Masuk jurusan bahasa lebih-lebih tidak mungkin, ini ditentang habis-habisan sama semua anggota keluarga, untuk alasan yang belum bisa saya mengerti sampe sekarang. Jadilah saya jatuh di lembah jurusan IPA (hehe..) dan saya memperparah keadaan dengan mengambil jurusan Fisika di UNHAS.
Ironisnya, saya seorang pengajar Fisika. Berarti, saya harus menanamkan ke siswa saya kalau fisika sama sekali tidak sulit. Ini sangat dilematis. Di satu sisi, saya masih harus melawan dan belajar banyak dari si fisika ini. Tapi di sisi lain, saya setidaknya harus bisa menunjukkan ke siswa saya, kalau fisika bukanlah suatu masalah bagi saya atau bagi siapapun.
Sekian tahun bergaul dengan fisika, apa membuat saya sanggup menghilangkan dogma tersebut? Tenyata tidak. Sedikit berubah pandangan, iya. Setidaknya, sekarang saya bisa mengerjakan soal-soal yang dulu tidak bisa saya kerjakan saat di SMU hehe....sampai saya membaca buku (punyanya temen) judulnya Filsafat dunia matematika, keningnya jangan mengkerut dulu karena judulnya.... Buku ini tidak berisi hal-hal yang berat koq, hanya berisi cara pandang sederhana atau bagaimana memandang ilmu eksak secara sederhana. Dari beberapa kutipan di buku tersebut, saya tahu bagaimana Allah SWT telah menciptakan alam ini dengan ukuran dan perhitungan yang sangat akurat. Bahwa untuk memahamiNYA, dimulai dengan memahami alam ciptaanNYA. Dan untuk memahami alam ini, tidak bisa tidak, kita harus menerima fisika dan teori-teorinya yang memang mengenai hukum-hukum alam. Mengapa kita jadi ingin or harus memahamiNYA (pertanyaan wajar, kan?). Tujuan kita ke dunia ini kan untuk jadi khalifahNYA, wakilNYA di dunia. Nah, untuk itu kita mesti tau’, yang kita wakili itu seperti apa....so kita bisa meproyeksikan sifat-sifatNYA di hidup kita, tentu saja dengan segala keterbatasan kita sebagai manusia (membela diri hehe...)
Sesederhana itu alasannya? Tidak juga. Ada kutipan menarik di buku tersebut yang menyatakan : “ The most important thing to keep in mind about taking a physics course is : You are showing that you have the ability to think!” (Hal terpenting yang harus diingat saat belajar Fisika adalah : anda harus menunjukkan bahwa anda sanggup menggunakan pikiran anda sendiri!) Bahwa fisika tidak terbatas pada kemampuan mengerjakan soal-soal di buku atau di ulangan, tapi bagaimana menghadapi persoalan-persoalan hidup. Mengenai kesanggupan kita menggunakan daya pikir, untuk menyelesaikan masalah kita, IYA NGGAK SIH..?!
Maros, maret 08
Sepuluh tips untuk membantu kamu dalam ujian
*Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
*Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
*Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
*Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
*Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
o soal paling sulit
o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
o memiliki nilai terkecil
*Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mulai, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
*Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.
*Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.
*Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
*Analisa hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
sumber :
http://www.studygs.net/indon/tsttak1.htm
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
*Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
*Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
*Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
*Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
o soal paling sulit
o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
o memiliki nilai terkecil
*Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mulai, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
*Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.
*Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.
*Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
*Analisa hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
sumber :
http://www.studygs.net/indon/tsttak1.htm
Langganan:
Postingan (Atom)